Portalterkini.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional memberikan sambutan pada webinar yang bertajuk “Untukmu Indonesiaku, Membangun Indonesia Secara Berkelanjutan Dari Timur”. Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh seperti Menteri Investasi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Wakil Gubernur Papua Barat.
Dalam Sambutannya, Menteri mengatakan Bappenas sebagai pelaksana SDGs berperan untuk mengorkestrasi percepatan pencapaian SDGs sebagai instrument utama transformasi ekonomi Indonesia untuk bangkit dari Covid-19.
Menteri juga menjelaskan beberapa capaian pelaksanaan SDDs di Indonesia, yaitu diarusutamakannya SDGs kedalam RPJMN 2020-2024 dan menyusun dokumen Rencana Aksi Nasional SDGs.
Selain itu, Menteri juga berbicara tentang Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia. Dalam aspek kesehatan, Menteri Menteri mengatakan bahwa pandemi menyadarkan semua pihak bahwa sistem kesehatan nasional Indonesia khususnya di daerah, tidak sesuai harapan.
Saat ini diketahui saat ini masih terdapat 12% puskesmas tanpa dokter di Indonesia, Oleh karenanya, Menteri berharap hal ini tidak terjadi lagi di tahun 2022.
Dalam aspek pendidikan, Menteri berharap rata-rata lama sekolah naik sampai 12 tahun, karena saat ini rata-rata lama sekolah di Indonesia hanya 8 tahun. Masalah lain dalam pendidikan menurut Menteri adalah skor PISA Indonesia yang lebih rendah dari Malaysia dan Singapura.
Sementara itu, dari aspek PRDB, Menteri bersyukur karena tidak ada provinsi di Indonesia yang tergolong low income, dan untuk wilayah Timur Indonesia, Menteri mengatakan ada beberapa yang masih masuk dalam kategori lower middle income, dan Kalimantan Timur memimpin dengan Provinsi berpendapatan tinggi.
“Papua sudah lepas dari lower middle income. Jadi Kalimantan Timur dan Papua Barat adalah representasi dari Timur,” tutup Menteri.
Kamis, 29 April 2021
Tim Komunikasi Publik
Kementerian PPN/Bappenas
Https://linktr.ee/suharsomonoarfa
Follow:
Instagram Menteri PPN: @suharsomonoarfa
Twitter Menteri PPN: @Suharso_M
Fanpage Menteri PPN: Suharso Monoarfa