Portalterkini.com – Kendari, Nama Masjid Al Alam di Teluk Kendari menjadi kian populer. Kerap disebut masjid terapung, bangunan dengan dominasi warna putih biru itu, mulai dibangun 2010 dan tuntas pengerjaannya pada 2018. Sabtu, 31 Juli 2021.
Masjid yang mulai dipopulerkan menjadi ikon wisata religi, dirancang arsitek asal Sulawesi Selatan, Mursyid Mustafa. Total anggaran pembangunan Rp200 miliar, sepadan dengan hasilnya.
Posisinya yang berada di atas permukaan laut, menampilkan kesan elegan. Memiliki empat menara, pengunjung akan langsung teringat ikon Burj Al Arab. Dua menara dengan dominasi warna biru dan putih yang menghiasi sudut masjid, mirip bangunan menara setinggi 321 meter yang berdiri megah di Dubai.
Jika mengamati lebih jeli saat berkunjung, bagian kubah utamanya menggunakan sistem buka tutup. Kubah utama, dengan bentuk dasar setengah lingkaran dengan sistem buka tutup menyerupai kelopak bunga. Jumlahnya, sebanyak delapan unit. Bukan tanpa makna, angka ini merupakan simbol konsep Islam dan konsep lokal pahlawan Halu Oleo.
Posisi Masjid Al Alam di tengah Teluk Kendari, bisa disejajarkan dengan Masjid Al Rahma di Jeddah atau Masjid Malaka di Malaysia. Kemegahannya juga bisa disamakan dengan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei Darussalam atau Masjid Bandaraya Kinabalau Malaysia yang sama-sama berdiri di atas permukaan laut.
- Dukung MATAHATI, Ketua DPD Sedulur Jokowi Sumsel Menilai Mawardi Memang Cakap Dan Pantas Pimpin Sumsel
- Presidium Jaringan Aksi 98 : Wilayah Sumsel Tetap dalam keadaan KONDUSIF Dalam arti TIDAK ADA KONFLIK sama sekali (ZERO CONFLICT)
- BPJS Ketenagakerjaan Sumbagsel Launching Kegiatan Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bagi Pekebun Kelapa Sawit
- Massa Jaringan Aksi 98 Gelar Demo Tuntut PJ Gubernur Sumsel, Bupati dan Walikota Netral di Pilkada 2024
- Penandatangan Kerjasama Dengan BPJS Ketenagakerjaan Sumbagsel Ada Beberapa Hal Yang Ditekankan Pada Giat Ini
Mengunjungi Al Alam Kendari, selain untuk tujuan beribadah, keindahan arsitekturnya juga kerap diabadikan dalam fotografi. Masjid dengan luas 12.692 meter persegi, terbagi menjadi bangunan utama masjid, plaza tertutup dan plaza terbuka. Para pemburu foto, kerap menjadikan lokasi ini sebagai salah satu tempat favorit mereka.
Arsitekturnya mudah dikenali, masjid yang mampu menampung hingga ribuan jemaah masjid ini, menampilkan suasana megah dan elegan. Pencetus berdirinya masjid dan sang arsitek seolah mengerti, suatu saat nanti bangunan ini menjadi ikon kebanggaan kota.
Mulai dari pintu utama, dengan corak warna tembaga kecokelatan mengilap serta campuran keemasan, menambah kesan kokoh. Ukiran kalimat tauhid juga menambah kesan religius bagi mereka yang memahami maknanya.
Di sekeliling masjid yang berpola segi empat, terdapat puluhan jendela kaca berwarna biru kombinasi silver. Perpaduan warna ini, makin memoles cantiknya Al Alam yang berpadu dengan suasana biru Teluk Kendari.
Interior masjid terapung ini tertata apik dengan pilar-pilar di dalam bangunan yang terkesan megah. Seperti masjid lainnya, ada barisan kitab suci Al-Qur’an yang dipajang rapi di dinding.
Selain digunakan beribadah, Masjid Al Alam juga selalu digunakan untuk kegiatan–kegiatan dakwah Islam yang dilangsungkan oleh masyarakat Kota Kendari dan Masjid Al Alam kini menjadi ikon di Sulawesi Tenggara sebab tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Kota Kendari tidak mampir ke Masjid Al Alam.