Kendari, Selasa 30 Juli 2024
Oleh : Armanto Laberese
Mengenal Lebih Dekat Flora dan Fauna Endemik yang Menjadi Maskot KPU Koltim
1. Fauna
Rangkong atau Burung HOA dalam bahasa lokal Kolaka Timur (Koltim) yakni bahasa TOLAKI dalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya Buceros yang merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti “tanduk sapi” dalam Bahasa Yunani.
Berdasarkan klasifikasinya HOA termasuk dalam familia Bucerotidae dimana 13 dari 59 spesies di dunia berasal dari Indonesia. Adapun Makanan utamanya berupa buah-buahan, kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.
Dari sisi ukurannya yang cukup jelas Spesies terkecil adalah Horizocerus hartlaubi dengan panjang 32 cm sedangkan Spesies terbesar dan paling masif tampaknya adalah Bucorvus leadbeateri yang memiliki berat rata-rata 3,77 kg dengan berat yang dapat mencapai 6,3 kg dan rentang sayap sekitar 180 cm.
Perbedaan paling mencolok untuk membedakan antara Jantan dan betina dapat dilihat dari berat dan ukurannya dimana jantan lebih besar dan berat dibanding betinanya.
Kebanyakan rangkong adalah pasangan monogami, Ketika waktunya mengeram rangkong betina akan bertelur sampai enam butir telur berwarna putih dan mengurung di dalam sarang berupa lubang pada pohon atau batu. Lubang ini biasanya alami atau bisa saja memakai lubang yang ditinggalkan oleh burung lain. Sarang ini akan dipergunakan berulang kali pada setiap musim kawin oleh pasangan yang sama. Sebelum mengerami telur, pasangan induk rangkong akan menutupi lubang sarang mereka dengan lumpur, kotoran, dan kulit buah. Hanya terdapat satu bukaan kecil yang cukup untuk burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung dan betinanya.
Ciri khas yang paling mudah untuk mengenali kehadiran mereka yaitu dari suara kepakan sayapnya yang cukup nyaring dan disertai pekikan ‘Hoaaa Hoaaaa Hoaa secara berulang’.
HOA hingga dekade 90an masih sering terlihat dihampir semua hutan di Koltim, namun saat ini sudah mulai jarang dijumpai seiring makin maraknya alih fungsi hutan sehingga eksistensinya kian terancam punah.
2. Flora
Anggrek salah satu jenis tanaman hias yang paling populer dan di sukai banyak orang karena bentuk dan warna bunga yang unik dan menarik, tahan lama dan tidak mudah layu.
Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman dalam kelompok tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman ini sejak 50 tahun terakhir mulai di budidayakan secara luas di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.
Salah satu jenis tanaman Anggrek terpopuler yang ada di Indonesia Adalah Anggrek Serat. Tumbuhan ini menjadi menjadi flora identitas Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pada tahun 1997 pemerintah menerbitkan perangko bergambar dengan tulisan “ Anggrek Serat Sulawesi Tenggara “ senilai Rp. 300. Nama ilmiah Anggrek Serat adalah Dendrobium utile dan sinonimnya adalah Diplocaulobium utile.
Tumbuhan ini di sebut Anggrek Serat karena umbi semu dari tanaman ini mengandung serat yang dimanfaatkan untuk bahan anyaman.
Anggrek serat disebut oleh masyarakat suku Tolaki dengan nama SORUME, merupakan salah satu tumbuhan endemik yang hanya tumbuh di pegunungan Sulawesi Tenggara, utamanya di pegunungan mowewe (osu hopulo) pada ketinggian +- 1500 mdpl dan menjadi salah satu icon kabupaten kolaka timur yaitu Wonua Sorume yang artinya Negeri Anggrek.
Anggrek ini telah lama di kenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pembuataan berbagai kerajinan tangan, seperti tikar, songkok dan berbagai peralatan rumah tangga lainnya. Pada saat ini, terjadi perkembangan pesat pada Agribisnis Anggrek global, termasuk di Indonesia. Bukan hanya sebagai tanaman hias, namun juga untuk campuran ramuan obat- obatan, bahkan minyak wangi ataupun minyak rambut.
Dengan potensi yg besar ini maka sudah selayaknya menjadi perhatian semua stakeholder untuk menjaga ekosistemnya agar tidak punah.
3. Komisi Pemilihan Umum Koltim dari sisi kearifan lokal
HORE dan RAME adalah maskot Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kolaka Timur tahun 2024. Maskot ini dibuat sebagai media komunikasi, edukasi, dan publikasi serta simbol gebyar dan semarak penyelenggaraan Pilkada Kolaka Timur Tahun 2024. HORE dan RAME berbentuk sepasang Burung Rangkong Sulawesi atau oleh masyarakat lokal popular dengan nama Hoa.
HORE memiliki bulu leher berwarna kuning keemasan sedangkan RAME memiliki bulu berwarna hitam. Sepasang maskot ini berpenampilan sporty dengan mengenakan jersey bertuliskan nama masing-masing disertai logo KPU.
Kedua maskot mengenakan sarung dengan motif kembang Sorume, bermakna pemersatu budaya di Kabupaten Kolaka Timur yang heterogen. Jersey dan ekor berwarna dominan putih memiliki makna bahwa KPU menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah dengan jujur dan adil. HORE dan RAME mengenakan sepatu pelindung, bermakna menjaga kebebasan demokrasi dan menjamin kerahasiaan dalam proses pemungutan suara.
HORE dan RAME adalah maskot yang ramah, energik, ceria dan senang berinteraksi.
HORE dan RAME merupakan simbol kesetiaan yang sejalan dengan semangat dan harapan akan hadirnya Demokrasi berkualitas melalui pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah untuk terwujudnya kedaulatan rakyat. HORE dan RAME digunakan sebagai identitas bagi penyelenggaraan Pilkada Kolaka Timur Tahun 2024 sekaligus memberikan seruan dan motivasi untuk meningkatkan partipasi pemilih dalam menyalurkan hak suara.
Sumber :
1. Wikipedia
2. KPU Koltim
3. Aida Taridala dkk
4. M Asdar