Portalterkini.com, – Kolaka Timur, Massa aksi yang menamakan diri Aliansi Petani Koltim menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) pada Selasa, (23/09/2025).Hal ini guna mendesak pemerintah Daerah (Pemda) Koltim agar bersikap tegas menstabilkan harga bagah yang kian anjlok.
Anjloknya harga gabah disinyalir akibat maraknya permainan nakal para tengkulak yang kian merajalela sehingga petani merasa sangat dirugikan. Terlebih lagi pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menjadi ujung tombak penetapan harga dinilai lemah dalam mengintervensi harga sesuai instruksi presiden Prabowo beberapa waktu lalu.
Kondisi kian diperparah saat beberapa kecamatan di koltim memasuki masa panen raya. Hal ini membuat Bulog tidak bisa lagi membeli gabah petina sesuai standar yang ditetapkan yakni 6.500 rupiah per kilogram.
Demonstran menuding jika ada pihak yang bermain dalam rantai pembelian sehingga petani menjadi pihak yang sangat dirugikan akibat dari pembelian yang tidak sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Kami datang hari ini guna menyuarakkan aspirasi kami keada perwakilan kita, dewan Perwakilan Rakyar agar mencari solusi yang tepat, kami sudah cape dipermainkan oleh para mafia pangan, para pengusaha nakal yang hanya memburu rente dengan mengorbankan petani” ujar Hastar dalam Orasinya.
Menanggapi hal ini, Sekertaris Daerah (Sekda) Koltim La Fala, SE. yang mewakili Pemda Koltim mengemukakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala Bulog Kolaka via telepon seluler bahwasanya Bulog telah memberikan solusi dapam pembelian gabah petani dengan skema pendataan melalui Kelompok Tani (Poktan).
Poktan kemudian berkoordinasi melalui Gabungan kelompok Tani (Gapoktan) di masing – masing wilayahnya di koltim untuk melaporkan area mana yang akan dipanen sehingga Bulog bisa membayarkan sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah yaitu 6.500 rupiah.
Sekda juga menginformasikan agar penyuluh pertanian segera berkoordinasi dengan pihak TNI – AD melalui Babinsa untuk secepatnya mengawal pembelian gabah petani.
“Saya instruksikan kepada Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Koltim untuk segera mengarahkan staf – stafnya ke lapangan untuk mendata semua kelompok tani yang akan panen” tegas La Fala.
Ia juga optimis jika kemungkinan tengkulak nakal memainkan harga akan bisa diminimalisir berkat ketatnya pengawasan dari berbagai pihak.
“Saya kira kecil kemungkinan mereka (tengkulak red) bermain, karena didapamnya sudah ada Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Peternakan, aparat TNI – POLRI serta dari masyarakat itu sendiri” terang La Fala.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi II Supriianto, ST, MT. menegaskan komitmennya kepada petani jika dirinya siap mengawal aspirasi petani Koltim hingga tuntas.
“Berdasarkan inpres nomor 6 tahun 2025 hingga hari ini belum dicabut, sehingga ini tetap berlaku di angka 6.500 rupiah per kilogramnya. Sehingga kami minta Pemda Koltim bersam TNI – POLRI ikut mengawal ketetapan harga ini” beber Supri.
“Jika ada tengkulak yang bermain, tetap kami izinkan sepanjang pembeliannya diangka 6.500 rupiah atau di atasnya, namun jika mereka membeli dengan harga dibawah standar maka itu dilarang. Tadi Pemda telah menyampaikan berdasarkan rapat koordinasi mereka dengan Bulog, bahwa Gabah Kering Panen Petani di tingkat bawah akan dibeli oleh Bulog langsung dengan berkoordinasi Babinsa dan Penyuluh di sawah masing – masing” terang Supri.
Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup, para demonstran kemudian membubarkan diri.
Laporan : Ar